Prediksi pertandingan EURO 2008 (Belanda vs Prancis)

vs  

Belanda dan Prancis baru bertanding sekali di putaran pertama Grup C Euro 2008, tapi atmosfir yang menyelimuti kedua kubu sangat kentara bedanya. Belanda santai-santai saja walau ekpektasi fansnya begitu tinggi setelah meraih kemenangan spektakuler 3-0 atas Italia, Senin lalu.

Suasana berlawanan menyelimuti Prancis yang akan menghadapi Belanda di Stade de Suisse, Bern, Sabtu dinihari (WIB) nanti. Les Blues dibawah tekanan agar memetik kemenangan demi memperlebar kans melanjutkan kiprahnya. Pertemuan ini diperkirakan berjalan ketat, seketat catatan pertemuan kedua tim. Belanda unggul sembilan kali dari 21 pertemuan, sementara Prancis delapan kali menang. Tidak ada pilihan lain bagi Pelatih Raymond Domenech kecuali memainkan dua pemain berpengalaman, Patrick Vieira dan Thierry Henry, saat Perancis menghadapi Belanda di Berne, Swiss, Sabtu (14/6) pukul 01.45 WIB. Perancis harus menang atau bermain imbang untuk membuka peluang lolos. Juara Eropa tahun 2000, ditahan tanpa gol oleh Romania. Kehadiran Henry, pencetak gol terbanyak bagi timnas Perancis dengan 44 gol dalam 100 penampilan, memaksa Nicolas Anelka duduk di bangku cadangan. Vieira yang diandalkan dari lini tengah akan menggeser Jeremy Toulalan. Tengah malam nanti menjadi pertarungan paling dramatis dan menentukan bagi Perancis dan Belanda. Siapa yang lebih menguasai lini vital tersebut berpeluang mengantongi poin tambahan.

Bagi Oranjes, kemenangan akan memastikan tiket ke babak perempat final. Semakin dekat bagi Marco van Basten untuk menorehkan rekor sebagai orang pertama yang mampu merebut trofi Euro sebagai pemain dan pelatih. Namun Van Basten tidak mau sombong. “Hilangkan pemikiran perempat final. Kakiharus tetap berpijak di bumi dan memulai dari awal lagi untuk menghadapi Prancis. Mereka sangat tangguh juga berpengalaman,” kata Van Basten.

Sepertinya Van Basten tidak akan mengubah formula yang menghasilkan kemenangan fantastis dari Italia. Orlando Engelaar dan Nigel de Jong tetap jadi pilihan dalam meenyaring serangan lawan dan pijakan dalam menyerang. Tiga gelandang serang kembali menopang Ruud van Nistelrooy.

Rafael van der Vaart dan Wesley Sneijder memperoleh kabar gembira. Tugas mereka untuk mengganggu lini pertahanan lawan akan dipermudah oleh tampilnya Arjen Robben yang absen pada laga perdana akibat cedera pangkal paha, walau Dirk Kuyt juga tampil elegan pada laga sebelumnya. Robin van Persie juga bisa disiapkan sebagai opsi.

Dari kubu Prancis, Raymond Domenech membantah skuadnya berada dalam keadaan tertekan. Ia juga menampik kalau beberapa pemain senior mendiktenya dalam urusan teknis. “Diksusi adalah hal yang lumrah dilakukan sehabis berlatih. Apa diinginkan mereka (pemain) jika memang untuk mencapai hasil lebih baik akan diterima,” ulasnya.

Satu perubahan hampir dipastikan diusung Domenech. Thierry Henry yang mulai berlatih memperoleh satu tempat di barisan pendobrak. Patrick Vieira kemungkinan akan dipaksakan tampil demi meringankan tugas Claude Makelele. Polesan yang paling penting yakni penyelesaian akhir. Franck Ribery yang digadang sebagai pengatur serangan belum tampil optimal.

Perang Formasi

Henry adalah pemain paling banyak mencetak gol buat skuad Prancis sepanjang masa dengan torehan 44 gol dari 100 penampilan () bersama skuad Les Bleus. Adapun jika Vieira masuk lapangan sebagai starter, maka ia menggeser Jeremy Toulalan yang diturunkan ketika melawan Rumania. Dua pemain lain yang kemungkinan bakal digeser ke bangku cadangan adalah bek kanan dan bek kiri Willy Sagnol dan Eric Abidal. Domenech merasa tidak puas dengan performa kedua pemain itu saat menjajal Rumania. Kini Domenech tampaknya menyiapkan Francois Clerc buat mengisi posisi Sagnol dan Patrice Evra menggantikan Abidal di posisi bek kiri. Lewat pergantian komposisi pemain di lini belakang ini Prancis ingin memperkokoh pertahanan sekaligus mendapatkan pemain yang mampu maksimal ikut membantu serangan. Tapi rencana mengganti pemain di lini belakang ini masih sangat hati-hati dipertimbangkan oleh Domenech. “Saya sangat percaya pada stabilitas dan kekuatan tim datang dari pertahanan yang solid. Saya tidak suka buat mengubah komposisi lini belakang secara drastis,” tutur pelatih yang membawa Prancis jadi runner-up Piala Dunia 2006 di Jerman tersebut.

Dengan mengandalkan formasi 4-2-3-1, Belanda jelas unggul secara kuantitas di lini tengah. Itu dengan catatan Pelatih Marco van Basten masih menyimpan Robben, yang telah sembuh dari cedera, di bangku cadangan. Nigel De jong dan Orlando Engelaar, yang menjadi jangkar di depan empat pemain bertahan, telah memperlihatkan kualitasnya ketika membuat frustrasi penyerang Italia, Luca Toni dan Antonio di Natale, atau juga gelandang Andrea Pirlo, Gennaro Gattuso, Mauro Camoranesi, dan Massimo Ambrosini. Tiga gelandang menyerang yang bertugas menyuplai bola sekaligus ikut mendukung serangan, yakni Rafael van der Vaart, Wesley Sneijder, dan Kuyt, sangat tajam dan kooperatif di kotak penalti lawan. Ini belum lagi dukungan dari kedua bek menyerang, Giovanni van Bronckhorst di kiri dan Khalid Boulahrouz di kanan yang rajin menusuk dari kedua sayap dengan umpan-umpan silang ke kotak penalti. Van Bronckhorst bahkan tidak saja mengawali gol kedua Belanda dengan umpan ke Kuyt yang meneruskannya ke Sneijder, tetapi juga melengkapi kemenangan Belanda dengan gol ketiga lewat sundulan. ”Kami memainkan pertandingan yang nyaris sempurna hari Senin lalu. Akan tetapi, kemenangan atas Italia itu belum berarti apa-apa. Kami harus tetap konsentrasi karena Perancis tetap merupakan ancaman serius, mengingat mereka adalah tim tangguh,” kata Van Basten, yang mempertimbangkan memainkan Robben.

Sumber (Liputan6.com, inilah.com, Kompas, detiksport.com, bolaeropa)

Tinggalkan komentar